HIASI HIDUP DAN KEHIDUPAN KITA DENGAN AMAL ILMIAH DAN ILMU AMALIAH

Selasa, 19 Oktober 2010

gelar murid-murid syeikh akbar


Setiap murid memiliki panggilan nama (sebutan/gelar) yang telah diberikan Allah atas mereka. Ada yang diberi gelar Syekh Sakron, Syekh Madad, Syekh Jadzbah, Syekh Pentung, Syekh Pentul, Syekh Khalwat, dsb. 'Murid-murid Bapak (Syekh al-Akbar) juga ada yang bergelar Syekh Al-Haddad, Syekh Al-Habsyi, Syekh Al-'Athas. Gelar ini tidak hanya Wali Imamaini, Awtadul Ardhi, Abdal, (dan seterusnya) saja. Tapi ada juga nama lainnya. 'Selama ini para Ulama telah keliru menyebutkan gelar-gelar itu tanpa menjelaskan makna yang sebenarnya. Bapak (Syekh al-Akbar) juga Al-Haddad (karena keturunan dari Yaman), bahkan Al-Habib (yang dicintai)' jelas Syekh al-Akbar Muhammad Daud Dahlan kepada salah seorang murid yang didatangi secara ruhani. 'Bapak (Syekh al-Akbar) malu memanggil nama murid si Anu dan si Anu, karena nama-nama itu berasal dari Allah, bukan dari Bapak!' Jelas Beliau.
Arti nama-nama tersebut adalah Syekh Sakron adalah murid yang memiliki karakter yang di luar kebiasaan apabila ia ditarik oleh suatu tarikan Ilahiyyah. Syekh Jadzbah adalah murid yang selalu jadzbah (bergetar hatinya) di berbagai peristiwa. Syekh Madad adalah murid yang senantiasa menyenandungkan rabithah (madad) kepada Gurunya dalam segala hal. Syekh Pentul adalah murid yang lebih mengedepankan akalnya daripada perasaan (hati). Syekh Pentung adalah murid yang menyeru atau mengajak dengan hujjah-hujjah. Syekh Khalwat adalah murid yang memiliki ciri diam (tidak banyak bicara) dan menghadapi persoalan dengan sikap hati yang tenang. Syekh Al-Haddad (besi) adalah murid yang memiliki sifat keras dan teguh hatinya. Syekh Al-'Athas (bangkis) adalah murid yang banyak bicara, tapi pembicaraannya itu bermaksud mencari kebenaran. Khusus karakter Sulthan Awliya, di antara gelar tersebut yang disandangkan kepadanya adalah Syekh Al-Haddad. Karena setiap Sulthan Awliya itu mesti memiliki sifat atau karakter yang tegas. Sifat Al-Haddad ini apabila dihadapi dengan keras maka ia tidak akan menjadi lunak (melemah), tapi akan menunjukkan sikap yang lebih keras lagi.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap murid memiliki kelebihannya masing-masing di sisi Allah SWT.
'Ujian itu perlu. Itulah ciri dari seorang Shufi. Kalau tidak mau diuji, jangan punya keinginan untuk dinaikkan maqam (kedudukan)nya di sisi Allah. Udah di situ aja, jangan ke mana-mana (maksudnya tidak naik derajatnya' demikian Syekh al-Akbar menjelaskan.
Itulah berita tambahan dari pengalaman seorang murid yang bersua dengan Murobbi Ruhina Syekh al-Akbar Muh. Daud Dahlan Qs. Wallaahu A'lam bish Showab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar