HIASI HIDUP DAN KEHIDUPAN KITA DENGAN AMAL ILMIAH DAN ILMU AMALIAH

Materi Khutbah

tahapan dalam menuju kehidupan yang lebih baik

-       خطبة الأولى  -
اْلحَمْدُ لِلّهِ اْلاَحَدِ الصَّمَدِ الَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدُ ,أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ اْلحَْمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ .وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَْرْسَلَهُ بِاْلهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ ْلِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ اْلُمشِْركُوْنَ ,اَللّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّبِعِيْنَ وَالتَّابِعِهِمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ  أَمَّابَعْدُ : فَيَااَيُّهَا النَّاس اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Hadirin para pecinta Allah SWT … !

Bertasbih kepada Allah SWT,… segala sesuatu yang terdapat diantara kerajaan langit dan bumi seraya memuji dan mengagungkan asma-Nya. Dzat yang senantiasa menggerakan hati dan perasaan; yang menggenggam seluruh urusan; yang mengetahui segala sesuatu yang tampak dan sesuatu yang rahasia, sehingga tidak ada sesuatu yang teralfakan dalam pengetahuan-Nya.

Shalawat teriring salam senantiasa kita sanjungkan kepada sosok hamba-Nya yang terpilih dan terkasih, … yang memiliki hubungan teramat sangat dekat dengan Allah SWT, … pendengarannya menjadi pendengaran Allah SWT, penglihatannya menjadi penglihatan Allah SWT; setiap untaian kata yang terurai dari lisannya pun senantiasa mengandung nilai-nilai yang sarat akan keimanan dan ketakwaan,… adalah Rasulullah Muhammad Saw, tak lupa kepada ahli keluarganya tercinta, para sahabat pendamping setia, para tabiin, Tabi’i tabiin, para khalifah yang menjadi pewarits disetiap zamannya, yaitu; sosok pribadi pilihan yang diberikan pemahaman mendalam oleh Allah SWT terutama berkenaan dengan kebijakan diin islam, sebagai konsep keselamatan hidup yang ditawarkan dan dijanjikan oleh Allah SWT baik dikehidupan muka bumi ini ataupun dikehidupan negeri akhirat kelak.   

Di dalam al Quran banyak banyak terdapat metode-metode yang disajikan dan ditawarkan kepada umat manusia untuk menempuh kehidupan yang lebih baik dan bermakna sebagaimana yang dicontohkan oleh hamba-hamba pilihan Allah SWT. Baik diantara para nabi para rasul dan para kekasih Allah SWT.



Tahapan pertama, yaitu Zuhud;
Hadirin rahima kumullah, … pada kesempatan yang teramat singkat ini, mari kita coba kenali tentang konsep hidup Zuhud. Dalam sebagaian pendapat dikatakan bahwa zuhud adalah keadaan meninggalkan segala urusan yang bersifat keduniaan dan menjauhkan diri dari kehidupan kebendaan. Dalam pendapat yang lain dikatakan, Zuhud; adalah sikap dan kemampuan diri dalam mengendalikan kehidupan dunia dan tidak dikendalikan oleh kehidupan dunia; kemampuan diri dalam menguasai hidup dan tidak dikuasai oleh kehidupan.

Dengan sikap zuhud, maka Perbendaharaan dunia tidak menjadikan sebab penghalang untuk lupa akan Allah; kedudukan dan jabatan tidak akan menjadikan sebab hidup menjadi sombong, angkuh dan bersikap aniaya; ilmu dan amal yang diraih tidak menjadi alasan untuk hidup riya (pamer) bertindak sekehendak hati. Mereka yang berkarakter zuhud pantang untuk di perbudak oleh gemerlap kehidupan dunia yang penuh dengan tipu daya;   

Pribadi-pribadi yang memiliki karakter zuhud, mereka akan senantiasa menjadikan segala sesuatunya bersandar kepada nilai-nilai kebaikan; kasih sayang dan ampunan Allah SWT; segala sesuatu yang berada dalam genggaman tangannya diyakini sebagai amanah (titipan) Allah SWT semata; hidup dan kehidupan dunia dijadikannya sebagai proyek amal kebaikan, lahan ibadah, ladang pahala serta media kompetisi untuk meraih ridlo dan ampunan Allah SWT.   

Tahapan kedua, yaitu Taubat;
Taubat secara terminology (istilah) mengandung makna; kembali dari suatu kondisi yang dibenci (tidak diridloi) oleh Allah SWT menuju kepada sesuatu yang diridloi-Nya; "memohonkan ampunan diri akan Allah SWT atas segala bentuk kotoran noda dan dosa serta mengharap akan kasih sayang-Nya".

Hadirin rahima kumullah … !!!
Begitu luas ampunan dan kasih sayang yang dianugerahkan Allah SWT kepada kita semua, sekalipun diri kita yang memiliki karakter (tabi'at) senantiasa jatuh bangun dalam lumpur dosa dan lingkaran kemaksiatan; akan tetapi Allah SWT senantiasa mengasihi dengan memberikan peluang dan kesempatan serta kemudahan demi kemudahan untuk mensucikan diri kita dari karat-karat dosa dan kemaksiatan.

Diantara pintu-pintu untuk meraih ampunan allah SWT itu adalah pintu Taubat, namun hendaknya kita mafhumi bahwa konsep Taubat yang dimaksudkan adalah taubat yang sesungguhnya, yaitu dengan mengikrarkan diri untuk tidak kembali melakukannya; Karena sesungguhnya dosa adalah merupakan pemisah; hizab (penghalang) yang dapat menghalangi harmonisasi dan dinamisasi hubungan antara seorang hamba dengan Allah SWT, karena dosa adalah merupakan sesuatu yang kotor; sedangkan Allah SWT adalah merupakan Dzat yang suci dan menyukai segala sesuatu yang suci.

Sebagaimana difirmankan dalam Q.S al-Baqarah [2]: 222
 
" … Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.

Kemudian dalam Q.S. at-Tahrim [66]: 8  

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah (surga) yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, …"

Tahapan ketiga adalah : Wara'
wara'; adalah merupakan sikap Diri menjauhkan dari segala sesuatu yang di dalamnya mengandung keragu-raguan; tidak menggunakan anggota tubuhnya untuk hal-hal yang tidak bermakna; sesuatu yang tidak memberikan manfaat bagi dirinya dan tidak digunakan untuk hal-hal yang tidak diridloi Allah SWT; bahkan senantiasa memenuhi atau mengisi hatinya untuk selalu bersua dan bercengkrama dengan Allah SWT.

Pribadi yang memiliki karakter wara', adalah pribadi yang senantiasa menghargai dan mensyukuri atas setiap waktu dan kesempatan yang diamanahkan Allah SWT kepadanya; pantang hidup sia-sia, pantang hidup putus asa; pantang hidup berburuk sangka. Setiap waktu yang terlewati; setiap langkah kedua kaki dan ayunan kedua tangannya penuh dengan kepastian dan harapan; setiap kata yang terucap dari lisannya senantiasa mengandung nilai kebaikan baginya.

Hadirin rahima kumullah … tidakah kita menyadarinya, bahwasannya ketika setiap kita pertama kali membukakan kedua kelopak mata terbangun dari tidur sampai memejamkan kembali kedua mata kita, sedikit pun tidak ada yang pernah terlewatkan dalam pengawasan dan pengetahuan Allah SWT. Baik yang tampak ataupun yang tidak tampak sekalipun sesuatu yang masih tersirat dalam alam pikiran dan tersimpan dalam hati sanubari kita.

 
"… Allah menghidupkan dan mematikan. dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan". Q.S. Ali Imran [3]: 156

 
"Tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? Q.S al-Alaq [96] 14
إذا تكلمتَ فاذْكُر سَمعَ اللهِ لك ، وإذا سكتَّ فاذكر نظره إليك.روي هذا القول عن أحمد بن منيع ، وروي عن الربيع بن خثيم ، وروي عن حاتم الأصم . انظر : سير أعلام النبلاء 11/485 ، وصفة الصفوة 3/68 و4/162(

Orang bijak berkata: “Apabila kamu bicara, ingatlah bahwa Allah SWT mendengar kamu dan apabila kamu diam, maka ingatlah bahwa Dia melihatmu.” (dari Imam Ahmad bin Mani’, Ar-Rabi’ bin Khutsaim dan Hatim Al-Asham, lihat Siar A’laam An-Nubalaa: 11/485, shifat Ash-Shofwah: 3/68 & 4/162)
Tahapan ke empat; sikap kontinuitas (Istiqomah)
1. Ketika sahabat Abu Bakar r.a ditanyai perihal amal yang harus diistiqomahkan, maka beliau menjawab, أن لا تشرك بالله شيئأ
Tidak ada sembahan yang layak untuk disembah dengan sembahan yang sesungguhnya kecuali Allah SWT, serta tidak ada yang layak dan pantas diantara makhluk-Nya untuk disejajarkan dengan kedudukan Allah SWT yang memiliki kesempurnaan dan keagungan.
2. Sahabat Umar r.a memberikan jawaban: أن تستقيم على الأمر والنهى
3. Sahabat Utsman r.a ditanyai, ia menjawab: الإخلاص
4. Sahabat Ali r.a ia menjawab: أداء الفرآئض

 
hadirin rahima kumullah, …
kiranya demikian yang disampaikan, dari beberapa tahapan konsep hidup dalam meraih kasih sayang dan ampunan Allah SWT. Mudah-mudahan segala bentuk aktivitas dan tawakkal kita senantiasa berada dalam bimbingan dan perkenan Allah SWT.



-       خُطْبَةُ الثَّانِى -
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى  هذَانــَا لِهذَا وَمَا كُنــَّا لِنَهْتـَدِيَ لَوْلاَ أَنْ هَدَانَا اللهُ, والصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ, وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ الْفَآ ئِزِيْنَ  بِرِضَا اللهِ. - وَبَعْدُ – أَيُّهَا النّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْ تُنَّ  إِلاَّ وَ أَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.