HIASI HIDUP DAN KEHIDUPAN KITA DENGAN AMAL ILMIAH DAN ILMU AMALIAH

Minggu, 14 November 2010

Manajemen Dakwah Al-Islamiyah

 
Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. [An-Nahl : 125]

A.       Pengertian Dakwah
Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a-yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.
Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

B.       Ilmu Dakwah
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

C.       Tujuan Utama Dakwah
Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).

D.       Fiqhud-Dakwah
Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah, sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al Islamiyah.

E.        Metode Dakwah
Metode artinya: Cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja . Metode juga berarti: Prosedur atau cara memahami sesuatu melalui langkah yang sistematis. Sedangkan dakwah adalah: Sebagaimana yang kami sebutkan di atas, yaitu menyampaikan ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alahi wa Sallam.

Metode dakwah berarti : Suatu cara atau teknik menyampaikan ayat-ayat Allah dan Sunnah dengan sistematis sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Dakwah di zaman yang serba modern dan canggih ini diperlukan metode yang canggih dan modern pula. Sebab jika tidak adanya keseimbangan antara metode dakwah dan kondisi zaman, maka materi dakwah yang disampaikan tidak sampai pada sasaran. Sekarang ini kita hidup di era yang disebut dengan era persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Semua aspek kehidupan di jalankan oleh mesin-mesin robot yang serba modern. Umat ghairul Islam dalam menyampaikan dakwahnya di daerah transmigrasi sudah menggunakan pesawat terbang, sementara itu para da’i kita dalam menyampaikan dakwahnya di daerah tranmigrasi harus berjalan kaki yang membuat waktu tersita begitu banyak.

F.        Macam-Macam Dakwah

  1. Dakwah Fardiah
Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).

  1. Dakwah Ammah
Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato).

Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-doal dakwah.

  1. Dakwah bil-Lisan
Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

  1. Dakwah bil-Haal
Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

  1. Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif.

Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".

  1. Dakwah bil Hikmah
Dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain:
Menurut bahasa:
  • adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil
  • memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan
  • ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama
  • obyek kebenaran(al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal
  • pengetahuan atau ma'rifat.
Menurut istilah Syar'i:
  • valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.

G.       Karakter dan Mental da’i
Seorang da’i  harus berkarakter akhlaqul karimah hal tersersebut dicontohkan oleh nabi dan para sahabat. Tanpa akhlak yang mulia seorang da’i tidak akan mendapatkan pertolongan Allah karena bagi para da’i khususnya dan kaum muslimin pada umumnya sangant memerlukan pertolongan Allah (QS. 2:214) mari kita lihat bagaimana perjuangan Nabi dan para sahabat nya sehingga satu saat seolah-olah stok kesabaran nabi dan para sahabat habis maka berkata nabi dan para sahabat mengatakan, “bilakah tibanya pertolongan Allah”, ini bisa dikatakan semacam curhat antara hamba-hambanya yang sholeh dengan Allah Swt.melihat peristiwa sejarah di atas membuktikan bahwa beliau dan para sahabat adalah pendekar-pendekar dakwah dengan karakter akhlaqul karimah dan bermental baja maka selayaknya mereka mendapat pertolongan Allah. Kitapun, mau tidak maua, sadar atau tidak sadar, harus menapaktilasi perjuangan mereka juga guru-guru dari silsilah thoriqot al-Idrisiyyah, jika tidak maka kita tidak mungkin mendapat pertolongan Allah. Sebagai contoh, bagaimana guru kita asy-Syaikh al-Akbar Abdul Fattah mencari guru mursyid 12 tahun lamanya. Dengan multi ujian dan pengorbanan yang beliau perjuangkan, perjuangan beliau merupakan hadiah besar untuk kita. Sekiranya tidak ada bimbingan rohani guru yang mursyid, apalah jadinya kita, jadi apa yang dicontohkan oleh nabi, sahabat-sahabat nabi dan guru kita merupakan uswatun hasanah bagi kita.

H.       Hambatan dan tantangan
Dalam berdakwah kita akan menjadapt ujian-ujian dari Allah. Tentunya ujian-ujian tersebut tidak ringan. Sebab profesi dakwah (kalau boleh dikatakan profesi) adalah profesi yang mulia di jalan Allah. Dengan demikian siapkan diri anda untuk menjadi jundullah di muka bumi yang bonusnya dari Allah, yaitu Allah Swt akan menyemai nilai-nilai iman, islam dan akhlak mulia bagi para da’i berkarakter. Nilai-nilai yang diberikan Allah kepada kita ini nilai yang sangat mahal sebab ini merupakan indikasi Allah akan memberikan ampunan kasih sayng dan ridhonya. Sebagai da’i kita akan mengahdapi tantangan dan hambatan baik secara internal maupun eksternal. Hambatan internal antara lain:
1.         Menghadapi kemalasan dan kelemahan diri.
2.         Mengadapi pilihan honorarium.
3.         Merasa cukup dengan keilmuan yang ada.
Diantara hambatan eksternal adalah:
  1. Menghadapi kaum musrikun, fasiqun dan munafiqun (QS. 6:123).
  2. Menghadapi rintangan alam (seperti di Papua, Kalimantan).
  3. Menghadapi daerah bencana.
  4. Menghadapi Du’at ilan Naar (penyeru ke neraka jahannam).

Kiat sukses Dakwah
  1. Niat yang ikhlas, “Lillah, Fillah, ‘Alallah, Ilallah”.
  2. Memahami medan dakwah. (mis. perbedaan kultur, kelompok).
  3. Membekali dengan keilmuan dan meningkatkan kemampuan ruh (spiritual).
  4. Menguasai teknologi penunjang.

DA’WAH AL-IDRISIYYAH
Da’wah Al-Idrisiyyah, adalah da’wah Birokrasi Ilahiyyah yaitu da’wah Rohmatan lil ’Alamin. kitalah sesungguhnya yang lebih berhak untuk berda’wah dibandingkan dengan yang lainnya. mengapa demikian? karena; Saluran silsilah al-Idrisiyyah jelas dan singkat sampai kepada nabi Muhammad Saw (ada legalitas dan garis intruksional serta tanggung jawab antara yang memimpin dan yang dipimpin). Inilah perbedaan antara Hasanaat dan Darajaat, dengan kondisi tersebut ada tiga keuntungan:
  1. Insya Allah, kita termasuk yang dikatakan “Yauma Nad’u kulla Unaasim bi Imaamihim“, di padang mahsyar kelak.setiap manusia akan dipanggil dengan imamnya masing-masing, Alhamdulillah, Imam kita adalah yang dikatakan Murobbi Ruuhina wa Mursyidina.
  2. Mudah-mudahan kita termasuk bagian dari do’a “wa Tahta Liwa’i Sayyidina Muhammadin Saw Yaumal Qiyaamati Saairin”.
  3. Isyarat Allah dalam QS. 18:17 tentang “Waliyyan Mursyidan”, insyaAllah kita termasuk orang yang mendapat hidayah Allah, Dengan adanya keuntungan spiritual, jiwa kita ini termasuk ke dalam manajemen “wa Ayyadnaahu bi Ruuhil Qudus (QS. 2:53). ini yang nilainya sangat mahal di sisi Allah Swt.
Sikap mental menyikapi kasih sayang pemberian Allah yang sangat mahal ini Ada tiga hal yaitu:
  1. Simpan di hati sanubari yang paling dalam anugerah Allah yang mahal ini (istilah bahasa Jerman Baratnya “pesakenen”).
  2. Jadikan sebagai motivasi meningkatkan kualitas ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Ajak dan da’wahkan Birokrasi Ilahiyyah kepada khalayak umum dengan tahapan-tahapan umat manusia yang bisa kita ajak, batur sakasur, batur sadapur, batur sasumur, batur salembur tentunya dengan nilai-nilai kasih sayang dalam jiwa kita karena suksesnya dalam mensyi’arkan kalimat syahadatain adalah beliau berjiwa kasih sayang sesuai tuntunan Allah dalam QS. 3:159. hal ini kita lakukan sebagai implementasi rasa syukur kita kepada Allah karena karunianya yang sangat mahal. Kita sebagai murid tidak boleh duduk manis apalagi jika kita melihat negeri kita yang sedang carut marut dengan nilai-nilai moral atau akhlak yang amburadul, di dalam jiwa kita harus ada nilai-nilai perjuangan, mujahadah, kerja keras sebab apa yang kita dapatkan beriman kepada Allah, Rasul dan Guru Mursyid, hari ini adalah hasil mujahadahnya nabi kita, para sahabat, para tabi’in, para mujahidin, para al-ulama ‘amilin mukhlisin, para auliya Allah almuqarrabin. Lebih dekatnya hasil kerja keras guru kita asy-Syaikh al-Akbar Abdul Fattah, mengenai kerja keras ini Allah Swt mengisyaratkan dalam QS. 29:6, QS. 4:95, dan QS. 22:78. dalam hal berdakwah tentunya sesuai dengan kapasitas masing-masing (mastato’tum), kalau kita mampunya colek-colek ya coleklah, kalau mampunya berceramah ya berceramah, kalau mampunya bilhal ya bilhal. Mari kita mulai menata diri, mereformasi menuju mardhotillah dengan masa depan yang lebih baik dan cerah QS 59:18.     

ditulis oleh      : H. Cecep Syarif Hidayatulloh
pada kegiatan : Bimbingan teknik dan Manajemen Dakwah Al-Idrisiyyah-Tasikmalaya 
materi juga bisa di unduh/download: disini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar