HIASI HIDUP DAN KEHIDUPAN KITA DENGAN AMAL ILMIAH DAN ILMU AMALIAH

Jumat, 10 Desember 2010

dzikir qurani



Perintah dzikir dalam Al-Quran disampaikan berulang-ulang dengan bentuk yang bervariatif; baik bentuk perintahnya (amar, khabar makna amar, sindiran dan ancaman bagi yang tidak berdzikir atau yang mendengarkan dzikir), begitu pula cara berdzikir  dilakukan dengan suara yang sangat keras (dzihar); suara yang samar (khofi); dan berdzikir dengan seluruh kesatuan anggota tubuh (dzikir siir; rahasia) bahkan dikatakan juga sebagai bentuk dzikir aktivitas yang tidak dibatasi oleh batas ruang dan waktu, hal ini menunjukan betapa pentingnya dzikir bagi orang yang beriman. Ketiga dzikir ini sangat penting yang disesuaikan dengan petunjuk Al-Quran, As-Sunah maupun ijtihad para ulama.

Bahkan yang menjadi objek media dzikir pun tidak hanya sebatas kepada Allah SWT semata (asma-Nya), akan tetapi juga berdzikir kepada ilmu dan makhluk ciptaan-Nya (af’al-Nya).
                                                             
Disini saya akan menjelaskan sedikit tentang dzikir bagian ketiga. Dzikir dzihar ialah dzikir yang dilakukan dengan suara keras disertai gerakan seluruh anggota badan yang dilakukan dengan berjamaah di tempat-tempat tertentu, seperti mesjid, majelis. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S al Baqarah [2]: 200
 
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia", dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.

Ayat tersebut dijelaskan (diperkuat) oleh hadits fi’li Nabi dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim r.a, yang artinya;
 Dari Ibnu Abas ra, berkata:”Bahwasanya dzikir dengan suara keras  setelah selesai shalat fardu adalah biasa dilakukan pada masa Rasulullah Saw”. Kata Ibnu Abas , “aku segera tahu bahwa mereka telah selesai shalat, kalau suara mereka membaca dzikir telah kedengaran”.

Menurut para ulama efek positif dari dzikir ini bukan hanya bagi pedzikir saja akan tetapi bagi mukimin yang mendengarkan suara dzikir tersebut. Semakin suara dzikir terdengar lebih keras, maka semakin luas pula paidahnya bagi mukmin yang mendengarkannya. Ketika nama Allah dikumandangkan dengan bantuan teknologi seperti pengeras suara, televisi, radio dan lain sebagainya (istilah sekarang islamisasi teknologi), maka semakin terpancar kebesaran Allah dan syiar Islam di muka bumi ini.

Akan tetapi walaupun demikian tentunya dzikir dzihar itu harus dilakukan pada waktu –waktu yang tidak” mengganggu”  yang ada di sekitar kita, tentunya mengikuti petunjuk Al-Quran dan As-Sunah, yaitu bukratan (pagi setelah salat subuh) dan ashila (sore setelah maghrib). Mengingat orang yang mengaku beriman itu ada yang sangat cinta kepada Allah dengan senang menyebut dan mendengar nama Allah dan ada pula yang sebaliknya.

Hal itu dijelaskan dalam Q.S az Zumar [39]:45
  
Dan apabila hanya nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.

Demikiaan penjelasan sekelumit tentang dzikir dzihar, semoga kita semua mendapatkan bimbingan-Nya dan menjadi hamba Allah yang haqiqi. Untuk lebih jelas tentang hal ini bisa dilihat dalam kitab-kitab yang dikarang oleh para ulama yang kompeten dibidang ini, atau bisa dibuka di: www.al-idrisiyyah.com

 SILAHKAN UNDUH FORMAT - PDF di Link:DOWNLOAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar